Beberapa bulan
sebelum menikah, saya dan si mami sudah mulai memikirkan kebaya. Walaupun orang
tua saya berdomisili di Padang dan camer di Yogya, tapi berhubung saya tinggal
di Bandung, saya prefer untuk jahit kebaya di Bandung aja. Biar gampang
fittingnya.
Maka dimulailah
pencarian penjahit kebaya. Salah satu tempat referensi untuk mencari review
vendor, produk, dan jasa favorit saya adalah situs femaledaily.com .Salah satu
referensi yang saya dapatkan disana adalah Belva Kebaya. Dan setelah saya
google, ternyata Belva Kebaya punya review yang cukup bagus. Setidaknya di
kalangan netizen.
Waktu si mami datang
ke Bandung, langsung deh saya ajak ke Belva Kebaya. Lokasinya di ruko
setrasari. Tepatnya di depan Griya setrasari. Setelah ketemu ownernya, Mas
Ivan, ternyata si mas ini adalah MC yang dulu pernah saya hubungin untuk ngisi
di event kantor. Oooo walaahh, hehehehehe.
Keliling-keliling
liat galerinya Belva, banyak banget kebaya yang bikin mupeng dan di kedatangan-kedatangan
berikutnya, selalu aja ada kebaya-kebaya baru yang bikin mupeng. Jadi, saran
saya, kalo mau kesini dan udah nentuin model yang diinginkan, pakai kacamata
kuda aja deh. Biar gak galau ama pilihan yang udah dibikin sebelumnya.
Heheheheh.
Jadi di Belva ini,
kita bisa nyewa kebaya ataupun beli. Untuk sewa kebaya pun ada 2 jenis. Yang
pertama, menyewa kebaya yang sudah existing atau menyewa kebaya baru yang
dibikin khusus sesuai dengan permintaan kita. Saya lebih memilih untuk membuat
kebaya dan memilikinya alias beli. Alasannya, karena saya orang batak dan akan
banyak acara-acara batak berikutnya yg harus dihadiri menggunakan kebaya.
Karena itu, saya minta ke mas ivan, agar payet yang digunakan tidak terlalu
banyak seperti desain kebaya Belva lainnya yang ada di galeri. Dengan maksud,
agar kebaya saya tetap wearable di acara lainnya. Saya.saya juga meminta untuk
dibuatkan model kebaya panjang, namun terpisah antara atasan dan rumbai-rumbai
bawahnya. Jadi, si rumbai-rumbai ini dibikin seperti rok. Untuk memperjelas
pernyataan saya yang kurang deskriptif ini, saya upload gambarnya aja yaa,
hehehehe.
Dengan model seperti ini,
di acara lain saya bisa menggunakan kebaya atasnya aja agar tidak terlalu heboh.
Ngobrol panjang lebar antara saya, si mami dan mas ivan, akhirnya deal saya
bikin kebaya martumpol dan nikahan disini.
Kami pun meminta
referensi tempat untuk membeli kain. Mas ivan menyarankan di Median Tekstil,
daerah sudirman bandung, tepatnya di depan Hotel Perdana Wisata. Di median ini,
koleksi kainnya lengkap dengan range harga yang variatif. Suasana juga nyaman,
ada AC, minuman dan cemilan. Setidaknya, gak harus panas-panasan ke pasar baru.
Dengan harga yang kurang lebih sama dengan pasar baru, saya jelas lebih memilih
tempat ini.
Setelah muter-muter
milih warna dan bahan, akhirnya saya memilih warna hijau untuk kebaya martumpol
dan bronze untuk kebaya nikah. Untuk kebaya martumpol, saya menggunakan bahan
panel. Sedangkan kebaya nikah menggunakan bahan perancis. Sebenernya, saya gak
terlalu paham apa perbedaan perancis dan semi perancis, tapi si mami kekeuh
kalo nikah harus pake kebaya perancis. Kayaknya pake bahan kebaya perancis di
hari pernikahan itu wajib banget buat halak hita. Hihihihi.
Untuk warna ijo
kebaya martumpol ini, sebenernya saya cari warna hijau mint, tp karena gak
menemukan hijau itu, saya cari yang mirip dan terpilihlah warna hijau ini.
Untuk bawahan kebaya
martumpol, saya gunakan batik. Ini juga dijahit di Belva. Sedangkan bahannya,
saya beli di toko batik di pvj. Lupa nama tokonya X_X. Lokasinya deket Zoom.
Untuk bawahan kebaya
nikah, saya menggunakan songket palembang. Belinya di Zainal Songket, di jalan Sidomukti
Bandung.
Dan, inilah
penampakannyaaaa di hari H :